Raden Ajeng Kartini


oleh Farhan Armunanto Mt’19

Raden Ajeng Kartini adalah salah satu sosok pahlawan nasional wanita yang fenomenal di Indonesia, terutama perjuangannya dalam mengedepankan emansipasi wanita. Oleh sebab itu, Presiden Ir. Soekarno menetapkan sejak tahun 1964 dan seterusnya setiap tanggal 21 april diperingati hari kartini demi memperingati jasanya. Arti emansipasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri adalah persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dalam kata lain, emansipasi wanita merupakan kesamaan derajat antara kaum pria dan wanita.
Pada awal abad ke-19, kasta sosial wanita masih diposisikan dibawah pria. Banyak hak-hak mendasar yang tidak didapati oleh wanita indonesia saat dahulu kala. Wanita indonesia harus menerima pasangan yang telah ditentukan oleh tuanya. Penderitaan tersebut tidak jauh berbeda pula pada dunia pendidikan. Pada masa kolonial penjajahan, wanita indonesia tidak diperbolehkan untuk menempuh pendidikan tinggi.
Raden Ajeng Kartini memiliki kegemaran dalam membaca surat kabar, majalah dan buku yang diberikan oleh sahabatnya dari Belanda. Sejak saat itu, beliau mulai memberikan perhatian pada masalah wanita di Indonesia terkait persamaan hak, kebebasan, dan kesamaan derajat di depan hukum. Raden Ajeng kartini menyadari bahwa langkah terbaik untuk mengangkat derajat wanita indonesia adalah melalui pendidikan. Raden Ajeng kartini pun bertekad kuat untuk mendirikan sekolah wanita untuk pertama kali pada saat itu. Kartini sadar bahwa untuk mencapai cita-citanya tentang persatuan dan persamaan derajat manusia tersebut diperlukan perjuangan yang keras melalui pendidikan. Oleh karenanya minat Kartini dalam masalah pendidikan demikian besarnya. Keterbelakangan yang dihadapi bangsa Indonesia pada saat itu disebabkan oleh ketidaktahuan rakyat tentang cara mengatasi segala kesulitan yang dihadapinya seperti soal pangan, kesehatan, ataupun pendidikan bagi anak-anak.
Dari uraian di atas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa perjuangan Raden Ajeng Kartini memiliki dimensi yang amat luas. Kartini yang merupakan intelektual produk Politik Etis pada awal abad ke-19 telah sejak lama memperjuangkan kesetaraan gender yang dikenal dengan perjuangan emansipasi. Refleksi kritis Kartini tentang keadaan kaum wanita pada zamannya merupakan embrio tumbuhnya nasionalisme meskipun sifatnya masih samar.

Referensi :
• Sudrajat, “Kartini: Perjuangan dan Pemikirannya”, Jurnal UNY No. 1/Th. 2007.
• Fakih, Mansour, (2004), Analisis Gender & Transformasi Sosial, Yogyakarta: PT Pustaka Pelajar