METAL ON OIM

Metal on OIM adalah sebuah wadah perjuangan bagi warga DTMM untuk mengharumkan nama Metalurgi, serta tempat bagi warga yang ingin berkarya dan berkreasi dalam hal keilmiahan. Maksudnya seperti apa? Jadi. Metal on OIM merupakan tempat dimana mahasiswa DTMM menyalurkan ide dan inovasinya dalam keilmiahan, sekaligus merupakan program untuk mempersiapkan calon kontingen DTMM yang akan bertanding di ajang Olimpiade Ilmiah Mahasiswa (OIM) FTUI. Melalui Metal on OIM inilah, kami IPTEK IMMt FTUI siap membantu dan mewadahi warga Metalurgi yang ingin berkontribusi, dengan membantu pembentukan kelompok ilmiah, mendata seluruh calon kontingen, mengadakan latihan rutin, serta membantu dalam administrasi dan penghubung koordinasi dengan pihak OIM FTUI.

Nah, sebenarnya OIM FTUI itu apa sih?
OIM FTUI sendiri merupakan lomba keilmiahan terbesar di lingkup Fakultas Teknik UI. OIM FTUI bisa dibilang merupakan sebuah ajang bagi mahasiswa FTUI untuk mencoba, dan berkreasi dalam hal keilmiahan. Selain itu, OIM FTUI juga bisa dijadikan ajang untuk menguji karya-karya yang telah dibuat sebelum diikutsertakan di lomba-lomba lainnya.
OIM FTUI terdiri dari banyak cabang lomba yang dibagi ke dalam dua kategori, yakni Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan Non-PKM. Hingga OIM FTUI tahun 2022, kategori PKM memiliki 9 cabang lomba, yaitu:
PKM-Riset
PKM-Penerapan Iptek
PKM-Pengabdian Masyarakat
PKM-Kewirausahaan
PKM-Artikel Ilmiah
PKM-Gagasan Tertulis
PKM-Gagasan Futuristik Konstruktif
PKM-Karsa Cipta
PKM-Karya Inovatif
Sedangkan, untuk kategori Non-PKM dibagi menjadi 5 cabang, yaitu
Debat Bahasa Indonesia
Debat Bahasa Inggris
Esai
Poster Infografis
Quiz

Di OIM FTUI, semua departemen berlomba-lomba mengirimkan karya dan kontingen terbaik yang mereka miliki sehingga dapat dikatakan bahwa OIM FTUI merupakan ajang unjuk gigi kemampuan keilmiahan yang dimiliki antar departemen di FTUI.

Seperti yang sebelumnya disebutkan bahwa OIM FTUI dapat dijadikan ajang pengujian karya, nantinya PKM yang diusulkan dapat dilanjutkan ke tingkat nasional di event yang lebih tinggi lagi, yakni Pekan Ilmiah Nasional atau PIMNAS yang merupakan event perlombaan dan pendanaan, serta pengaplikasian PKM yang telah diusulkan oleh mahasiswa. Nah, untuk dapat berlomba di ajang PIMNAS tersebut, PKM akan melewati serangkaian seleksi terlebih dahulu seperti yang diadakan di OIM FTUI.

Nah, jadi berawal dari METAL ON OIM inilah mahasiswa DTMM dapat menguji kemampuan dan berekspresi dengan bebas di bidang keilmiahan.

[I-KNOW]

Bukan cuma kamu yang bisa healing, material ini juga loh! Coba kamu bayangkan jika ada suatu bahan yang bisa menyembuhkan dirinya sendiri tanpa batuan dari luar saat rusak. Terdengar seperti suatu material dari sci-fi bukan? Nah, ternyata bahan seperti itu ada loh di dunia nyata!

 

Self healing concrete didefinisikan sebagai kemampuan beton memperbaiki retakannya sendiri atau untuk secara otomatis. Teknologi ini sebenarnya sudah diketahui sejak lama. Karena hidrasi berkelanjutan dari mineral klinker atau karbonasi kalsium hidroksida (Ca(OH)2), retakan dapat sembuh setelah beberapa waktu. Namun, penyembuhan autogenous terbatas pada retakan kecil dan hanya efektif bila air tersedia, sehingga sulit untuk dikendalikan.

 

Penelitian self healing concrete otonom bermulai pada tahun 1994. Pada tahun-tahun berikutnya, beberapa peneliti mulai menyelidiki topik ini. Banyak pendekatan penyembuhan diri yang diusulkan. Mereka terutama

mencakup metode penyembuhan diri autogenous, metode penyembuhan diri berbasis kapsul, metode penyembuhan diri vaskular, metode penyembuhan diri elektrodeposisi, metode penyembuhan diri mikroba, dan metode penyembuhan diri melalui embedding shape memory alloys( SMA).

 

Self healing concrete dapat disebut sebagai suatu temuan yang revolusioner untuk bidang pembangunan. Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang paling banyak digunakan dan memiliki kecenderungan yang tinggi untuk membentuk retakan. Retakan ini menyebabkan pengurangan yang signifikan dalam masa pakai beton dan biaya penggantian yang tinggi. Meskipun tidak mungkin untuk mencegah pembentukan retakan, berbagai jenis teknik tersedia untuk menyembuhkan retakan. Telah terbukti bahwa beberapa metode perawatan beton saat ini seperti penerapan bahan kimia dan polimer merupakan sumber risiko kesehatan dan lingkungan, dan yang lebih penting, metode tersebut hanya efektif dalam jangka pendek. Sebagian besar mekanisme penyembuhan diri yang otonom dapat menyembuhkan retakan 300 um, bahkan terkadang hingga lebih dari 1 mm, dan biasanya bekerja lebih cepat.

 

Referensi :

https://www.sciencedirect.com/science/artice/pii/B9780128005170000113

https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/admi.201800074

https://link.springer.com/article/10.1007/s00253-016-7316z

https://civiconcepts.com/blog/self-healing-concrete