Mahasiswa FTUI Kembangkan Semen Ramah Lingkungan dan Cepat Kering

 

Tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) dari Departemen Teknik Metalurgi dan Material (DTMM) mengembangkan Geofast sebuah produk semen ramah lingkungan dan cepat kering berbasis pada reaksi geosintesis silika dan alumina.

Juru bicara UI, Rifelly Dewi Astuti mengatakan inovasi Geofast berhasil memperoleh penghargaan pada ajang ISIF (International Science and Invention Fair) Juni 2019 di Bali dengan perolehan medali perak.

“Geofast merupakan produk yang dikembangkan oleh Achmad Fauzi Trinanda, Elton Cang dan Rama Aditya Syarif di bawah bimbingan Sotya Astutiningsih,” ujar Rifelly melalui keterangan tertulis, Selasa, 30 Juli 2019..

Rifelly menjelaskan Geofast memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan semen konvensional, yaitu terbuat dari limbah industri sebagai sumber alumina silika sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan semen portland yang biasa digunakan di masyarakat. “Limbah industri yang dimanfaatkan adalah terak nikel.”

Achmad Fauzi menuturkan proses produksi semen konvensional (portland) sangat tidak ramah lingkungan karena dalam proses kalsinasi batu kapur (CaCO3) menjadi CaO mengeluarkan emisi gas CO2 ke atmosfer yang dapat menyebabkan pemanasan global.

Oleh karena itu, mereka mengkreasikan semen geopolimer yang lebih ramah lingkungan karena dibuat dari limbah industri. “Dengan terciptanya produk ini, diharapkan pembangunan di Indonesia berjalan dengan baik, dengan tetap memperhatikan sisi lingkungan yang tetap terjaga,” ucap dia.

Selain ramah lingkungan, kata dia, produk ini juga memiliki sifat cepat kering sehingga durasi pengerjaan akan menjadi lebih singkat. “Semen konvensional memiliki durasi kering berkisar 28 hari, sedangkan semen Geofast berkisar 7 hari.” – TEMPO.CO, Depok